Al-Wala' Wal Baro'


Muqoddimah

Salah satu dari prinsip Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah cinta karena Allah dan benci juga karena Allah, yaitu mencintai dan memberikan Wala’ (loyalitas) kepada kaum Mukminin, membenci kaum musyrik dan kafir serta Bara’ (berpaling) dari mereka.


Makna Al-Wala’

Al-Wala’ menurut bahasa Arab adalah mencintai, menolong, mengikuti atau mendekatkan. Sedangkan menurut istilah:
 
اَلْوَلاَءُ هُوَ حُبُّ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَالصَّحَابَةِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوَحِّدِيْنَ وَنُصْرَتِهِمْ

Al-Wala’ ialah sikap mencintai Allah, Rasul-Nya, para shahabat dan orang-orang mukminin yang bertauhid dan siap untuk membela mereka.


Makna Al-Bara’


Bara’ dalam bahasa Arab artinya menjauhi, membersihkan diri, melepaskan diri atau memusuhi. Sedangkan menurut istilah:

وَالْبَرَاءُ هُوَ بُغْضُ مَنْ خَالَفَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ وَالصَّحَابَةَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ الْمُوَحِّدِيْنَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَالْمُبْتَدِعِيْنَ الَّذِيْنَ يَطْلُبُوْنَ مِنْ غَيْرِ اللهِ الشِّفَاءَ وَالرِّزْقَ وَالْهِدَايَةَ

Al-Bara’ ialah membenci orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, para shahabat dan orang-orang mukminin yang bertauhid, yaitu membenci mereka yang kafir, musyrik dan ahli bid’ah yang suka meminta kesembuhan, rizki dan petunjuk dari selain Allah.

Firman Allah swt.
بَرَاءَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (1)

(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka).  (Qs. At Taubah/9: 1)


Bagian Wala’ dan Bara’

Wala’ dan Bara’ itu terdiri dari beberapa bagian:

1. Perkataan.
Doa dan dzikir yang sesuai dengan sunnah adalah dicintai oleh Allah swt, sedangkan mencela dan memaki dibenci oleh Allah swt.

2. Perbuatan.
Shalat, shaum, zakat, sedekah dan berbuat kebajikan serta mengerjakan sunnah Nabi saw dicintai oleh Allah swt. Sedangkan meninggalkan shalat, shaum, bakhil, riba, zina, minum khamar dan berbuat bid’ah dibenci oleh Allah swt.

3. Kepercayaan.
Iman dan Tauhid dicintai Allah, sedangkan kufur dan syirik dibenci Allah swt.

4. Orang.
Orang yang Muwahhid (yang mengikhlaskan ibadah semata-mata karena Allah) dicintai Allah, sedangkan orang kafir, musyrik dan munafik dibenci Allah swt.


Kedudukan Wala’ dan Bara’ dalam syari’at Islam.

Wala’ dan Bara’ memiliki kedudukan yang sangat penting dalam keseluruhan muatan syariat Islam.

:: Pertama: Merupakan bagian penting dari makna syahadat.

Firman Allah swt.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut[1] itu”,……   (Qs. An Nahl 16: 36)


*[1] Keterangan: Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah swt.

:: Kedua: Ikatan iman yang paling kuat.

Sabda Rasulullah saw.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لأَبِي ذَرٍّ أَيُّ عُرَى الإِيمَانِ أَظُنُّهُ قَالَ أَوْثَقُ؟ قَالَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ الْمُوَالاةُ فِي اللَّهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللَّهِ، وَالْحُبُّ فِي اللَّهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ. =رواه الطبراني=

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw, kepada abu Dzar ra, Apa ikatan iman yang paling kuat. Ia (Abu Dzar ra) menjawab: Allah dan Rasul-Nya yang lebih tau. Rasul saw bersabda: Loyalitas yang kuat kepada Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci juga karena Allah.  =HR. Thabrani= Dalam Mu’jamul Kabir.

:: Ketiga: Faktor utama merasakan manisnya iman.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَوةَ اْلاِيْمَانِ: اَنْ يَكُوْنَ اللهَ وَرَسُوْلَهُ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا, وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ اِلاَّ لِلَّـهِ … =متفق عليه=

Dari Anas Bin Malik ra, ia mengatakan bahwa Nabi saw, bersabda: Ada tiga yang bila terdapat dalam diri seseorang, niscaya ia akan mendapatkan betapa manisnya iman. Bahwa Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai  daripada segala sesuatu selain keduanya, dan bahwa ia tidak mencintai seseorang melainkan hanya karena Allah. … =HR. Muttafaqun ‘Alaihi=

:: Keempat: Keutamaan yang sangat besar bagi yang mencintai karena Allah swt.

Sabda Rasulullah saw, dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al Khudriy ra.
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ : اْلاِمَامٌ الْعَادِلُ. وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ . وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّلَقٌ  بِالْمَسَاجِدِ. وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِيْ اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ. وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَاَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ اِنِّيْ اَخَافُ اللهَ. وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَاَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ. وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ  =رواه احمد والبخاري ومسلم والنسائي

Ada tujuh (kelompok) manusia yang Allah akan lindungi pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya : 1. Pemimpin yang ‘adil. 2. Pemuda yang tumbuh dengan ibadah kepada Allah. 3. Seorang laki-laki yang hatinya selalu terpaut dengan masjid. 4. Dua orang yang saling mencintai, mereka bersatu karena Allah dan berpisah juga karena Allah. 5. Seorang laki-laki yang diajak seorang wanita yang memiliki kedudukan dan harta lalu mengatakan “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”. 6. Seseorang yang bersedekah  lalu menyembunyikan sedekahnya sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya. 7. Seseorang yang mengingat Allah dalam kesepian lalu mengalir air matanya”. =HR. Ahmad, Bukhari, Muslim dan An-Nasa’i=


Hukum Wala’ dan Bara’.

Hukum Al-Wala’ dan Al-Bara’ dalam syari’at Islam adalah wajib, bahkan merupakan konsekwensi syahadat.

اِنَّ كُلَّ مُؤْمِنٍ مُوَحِّدٍ تَارِكٌ لِجَمِيْعِ الْمُكَفِّرَاتِ الشَّرْعِيَّةِ تَجِبُ مَحَبَّتُهُ وَمَوَالاَتُهُ وَنُصْرَتُهُ وَكُلُّ مَنْ كَانَ خِلاَفَ ذَالِكَ وَجَبَ التَّقَرُّبُ اِلَى اللهِ بِبُغْضِهِ وَمُعَادَاتِهِ وَجِهَادِهِ بِاللِّسَانِ وَالْقَلْبِ بِحَسَبِ الْقُدْرَةِ وَالْإِمْكَانِ وَلاَ سِيَمَا الَّذِيْنَ يَسْتَعِيْنُوْنَ بِغَيْرِ اللهِ

Sesungguhnya setiap orang mukmin yang bertauhid yang meninggalkan semua yang membuat kufur menurut syara’ wajib dicintai, disayangi dan dibela. Dan setiap orang yang menyalahi hal itu kita wajib mendekatkan diri kepada Allah dengan membenci orang itu, memusuhinya dan kita harus berjihad untuk menghadapinya dengan lisan dan hatinya menurut kemampuannya, apalagi terhadap orang yang suka meminta pertolongan selain kepada Allah.

Firman Allah swt.
لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (28)

Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. dan hanya kepada Allah kembali (mu).  (Qs. Ali Imran/3: 28)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ
مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (51)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.  (Qs. Al-Maa-idah/5: 51)

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ4 ….

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, Sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. …. (Qs. Al-Mujaadilah/58: 22)



Hak-hak AL-Wala’

1. Hijrah.

Yaitu Hijrah dari negeri kafir ke negeri Muslim.

Firman Allah swt.
إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (97) إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا (98) فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا (99)

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri sendiri[1], (kepada mereka) Malaikat bertanya : “Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?”. mereka menjawab: “Adalah Kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)”. Para Malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?”. orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu, Mudah-mudahan Allah memaafkannya. dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.  (Qs. An Nisaa’/4: 97-99)

[1] Yang dimaksud dengan orang yang Menganiaya diri sendiri di sini, ialah orang-orang muslimin Mekah yang tidak mau hijrah bersama Nabi sedangkan mereka sanggup. mereka ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir ikut bersama mereka pergi ke perang Badar; akhirnya di antara mereka ada yang terbunuh dalam peperangan itu.

Pasca Hijrah ke Madinah.

Sabda Rasulullah saw:
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ هِجْرَةَ بَعْدَ الْفَتْحِ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ وَإِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا  =متفق عليه=

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata Rasulullah saw bersabda : “Tidak ada hijrah lagi setelah futuh (dibebaskannya) kota Makkah, namun yang tetap ada adalah jihad dan niat (untuk selalu melakukannya). Dan jika kamu di panggil untuk berjuang, maka berangkatlah. (HR. Muttafaqun ‘Alaih)

Sabda Rasulullah saw:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ =رواه البخاري والنسائى وابن ماجه واحمد=

Dari Abdullah bin ‘Amar ra, ia berkata Nabi saw bersabda : “Seorang muslim adalah orang yang menyelamatkan orang muslim lainnya dari lidahnya dan tangannya, dan orang yang hijrah itu adalah orang pindah dari apa yang dilarang Allah dari padanya. (HR. Bukhari, An Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)

2. Membantu dan menolong kaum Muslimin.

Yaitu membantu dan menolong kaum muslimin dengan lisan, harta dan jiwa, masalah dunia dan agama.

Firman Allah swt.
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَلَمْ يُهَاجِرُوا مَا لَكُمْ مِنْ وَلَايَتِهِمْ مِنْ شَيْءٍ حَتَّى يُهَاجِرُوا وَإِنِ اسْتَنْصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ إِلَّا عَلَى قَوْمٍ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ مِيثَاقٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (72)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[1]. dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.  (Qs. Al Anfal/8: 72)

[1] Yang dimaksud lindung melindungi Ialah: di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan yang Amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ  =متفق عليه=

Dari Abu Musa ra, dari Nabi saw, bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya sepert bangunan, sebagian menguatkan sebagian yang lain, lalu ia menyilangkan antara jari-jarinya.  (HR. Muttafaqun Alaihi)

3. Mencintai kaum Muslimin.

Firman Allah swt.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا (28)

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.  (Qs. Al Kahfi/18: 28)

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (مِنَ الْخَيْرِ)  =متفق عليه=

Dari Anas ra, dari Nabi saw, bersabda: Tidaklah dikatakan beriman salah seorang dari kalian
hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri (dari perkara kebaikan).  =HR. Muttafaqun Alaihi=

4. Menjaga kehormatan kaum Muslimin.

Yaitu tidak mengejek, melecehkan, menganggap remeh, mencari-cari kesalahan, meng-ghibah dan namimah (adu domba) sesama kaum muslimin.

Firman Allah swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ (12)

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (Qs. Al
Hujuraat 49: 12)

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (32)

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi Para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.  (Qs. An Nisaa’/4: 32)

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ  =رواه مسلم=

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, Rasulullah saw bersada, setiap muslim atas muslim yang lain haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya. (HR. Muslim)

-Dalil yang menunjukkan bahwa sangka buruk adalah dosa besar.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ أَرْبَى الرِّبَا الِاسْتِطَالَةَ فِي عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقٍّ  =رواه احمد وابو داود=

Dari Sa’id bin Zaid ra, dari Nabi saw bersabda, Sesungguhnya riba yang paling riba (jelek) adalah memanjangkan (lidahnya) pada kehormatan seorang muslim tanpa hak. =HR. Ahmad dan Abu Daud=

- Haramnya mendengarkan pembicaraan sangka buruk.

Sabda Rasulullah saw.
أَنَّ عِتْبَانَ بْنَ مَالِكٍ  فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ … فَقَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ أَيْنَ مَالِكُ بْنُ الدُّخْشُمِِ فَقَالَ بَعْضُهُمْ ذَالِكَ مُنَافِقٌ لاَ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ تَقُلْ لَهُ ذَالِكَ أَلاَ تَرَاهُ قَدْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يُرِيدُ بِذَالِكَ وَجْهَ اللَّهِ قَالَ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَالِكَ وَجْهَ اللَّهِ  =متفق عليه=

Bahwa Itban bin Malik ra, lalu berdirilah Rasulullah saw, lalu bertanyalah seseorang. Dimana Malik bin Dukhsyum, maka seseorang dari mereka mengatakan: Dia itu orang munafiq yang tidak mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasulullah saw bersabda: Janganlah engkau mengatakan ia begitu, tidakkah engkau tahu bahwa sesungguhnya orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, ia mencari keridhaan Allah dengan ucapan itu. Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan masuk neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan dengan itu ia mencari keridhaan Allah. =HR. Muttafaqun ‘Alaih=

- Berbedanya prasangka buruk dengan waspada.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ حَارِثَةِ بْنِ النُّعْمَانِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثٌ لاَزِمَاتٌ ِلاُمَّتِيْ: الطِّيَرَةُ وَالْحَسَدُ وَسُوْءُ الظَّنِّ . فَقَالَ رَجُلٌ وَمَا يَذْهَبُهُنَّ يَارَسُوْلَ اللهِ مِمَّنْ هُنَّ فِيْهِ  قَالَ: اِذَا حَسَدْتَ فَاسْتَغْفِرِ اللهَ  وَاِذَا ظَنَنْتَ فَلاَ تُحَقِّقْ وَاِذَا تَطَيَّرْتَ فَامْضِ  =رواه الطبراني=

Dari Haritsah bin Nu’man ra, ia berkata: Bersabda Rasulullah saw, Ada tiga yang laizim ada pada ummatku, Thiyarah (menganggap pirasat jelek), dengki dan buruk sangka. Maka berkata seorang laki-laki, Apa yang dapat menghilangkannya ya Rasulallah dari orang yang itu ada padanya. Sabdanya: Apabila engkau dengki maka minta ampunlah kepada Allah. Apabila berprasangka maka jangan engkau utarakan, dan apabila menganggap pirasat buruk maka tahanlah. =HR. Thabrani=

Pesan Rasulullah saw kepada kita.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَسَّسُوا وَلَا تَبَاغَضُوا وَكُونُوا إِخْوَانًا… =رواه البخاري=

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata dari Nabi saw bersabda: “Jauhi oleh kalian berprasangka, karena sesungguhnya prasangka itu sedusta-dusta dari pembicaraan, Janganlah kalian saling mencari kesalahan dan janganlah kalian saling membenci, dan jadilah kalian bersaudara … =HR. Bukhari=

Maka seharusnya kita melakukan apa yang menjadi hak kaum muslimin, seperti menjenguk bila sakit, mengantar janazah, mendoakan, memohonkan ampun bagi mereka, mengucapkan salam, tidak curang dalam bergaul, tidak memakan harta mereka dengan cara yang bathil dan lainnya.

5. Bersatu dalam jama’ah kaum Muslimin.

Yaitu bersatu dalam satu jama’ah kaum muslimin berdasarkan aqidah dan manhaj orang terdahulu dan tidak berpecah belah, senantiasa tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, mengajak yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar. Firman Allah swt.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا4 …..

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, ….  (Qs. Ali Imran/3: 103)

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللَّهِ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ  =رواه الترمذي=

Dari Ibnu Umar ra, bahwa Rasulullah saw, bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan ummatku diatas kesesatan, dan Tangan Allah itu bersama jama’ah. Barangsiapa menyimpang (serong dan memisahkan diri) maka dia menyimpang menuju neraka. (HR. Tirmidzi)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ  =رواه مسلم=
Dari Abdullah bin Mas`ud ra, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidaklah halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali satu di antara tiga perkara ini: Seorang yang telah kawin lalu berzina, seorang yang membunuh jiwa orang lain, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah. (Shahih Muslim No.3175)


HAK-HAK AL-BARA’

Dalam Al-Bara’ terdapat hak-hak yang harus dipenuhi, antara lain:

1. Membenci syirik dan kufur serta penganutnya dan senantiasa berlepas diri terhadap mereka.

Firman Allah swt.
øÎ)ur وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ إِنَّنِي بَرَاءٌ مِمَّا تَعْبُدُونَ (26) إِلَّا الَّذِي فَطَرَنِي فَإِنَّهُ سَيَهْدِينِ (27)

Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah, tetapi (aku menyembah) Tuhan yang menjadikanku; karena Sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”.  (Qs. Az Zukhruf 43: 26-27)

2. Tidak menjadikan orang kafir sebagai pemimpin.

Firman Allah swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ يُخْرِجُونَ الرَّسُولَ وَإِيَّاكُمْ أَنْ تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ رَبِّكُمْ إِنْ كُنْتُمْ خَرَجْتُمْ جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِي تُسِرُّونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَأَنَا أَعْلَمُ بِمَا أَخْفَيْتُمْ وَمَا أَعْلَنْتُمْ وَمَنْ يَفْعَلْهُ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاءَ السَّبِيلِ (1)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; Padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan Barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya Dia telah tersesat dari jalan yang lurus.  (Qs. Al Mumtahanah 60: 1)

3. Meninggalkan negeri kafir dan tidak bepergian ke sana kecuali untuk keperluan darurat dan ia harus tetap melaksanakan syiar Islam selama ia berada di sana.

Sabda Rasulullah saw: dari Jarir bin Abdillah ra.
… أَنَا بَرِيءٌ مِنْ كُلِّ مُسْلِمٍ يُقِيمُ بَيْنَ أَظْهُرِ الْمُشْرِكِينَ  … =رواه ابو داود والترمذي= صحيح

… Saya berlapas diri dari setiap muslim yang tinggal diantara orang-orang musyrik … =HR. Abu Daud dan Tirmidzi= Shahih.

4. Tidak tinggal di negeri kafir dan tidak tinggal bersama mereka.

Sabda Rasulullah saw:
عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَمَّا بَعْدُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ جَامَعَ الْمُشْرِكَ وَسَكَنَ مَعَهُ فَإِنَّهُ مِثْلُهُ  =رواه ابو داود=  حسن

Dari Samurah bin Jundub ra. Rasulullah saw. Bersabda: Barangsiapa yang berkumpul dengan orang Musyrik dan tinggal bersamanya, maka sesungguhnya ia sama dengan dia (musyrik).  =HR. Abu Daud)Hasan.

5. Tidak menyerupai orang kafir dalam ibadah mereka, gaya hidup (makan, minum, berpakaian, berpesta. Dll) dan ciri khas lainnya.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ  =متفق عليه=

Dari Ibnu Umar ra, dari Nabi saw, ia bersabda: Berbedalah dengan orang-orang musyrik, hendaklah kalian pelihara jenggot dan tipiskan kalianlah kumis.  =HR. Muttafaqun Alaihi=
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ  =رواه ابو داود واحمد=
Dari Ibnu Umar ra, Bersabda Rasulullah saw, Barangsiapa yang meniru satu kaum maka ia termasuk dari kaum itu.  =HR. Abu Daud dan Ahmad=

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لَا يَصْبُغُونَ فَخَالِفُوهُمْ 
=متفق عليه=

Dari Abu Hurairah ra, Bersabda Rasulullah saw, Sesungguhnya orang Yahudi dan Nasrani tidak menyemir rambut, maka selisihi kalianlah mereka.  =HR. Muttafaqun Alaihi=

6. Tidak menolong atau membantu orang kafir dalam menghadapi kaum muslimin dan tidak mejadikan mereka sebagai wali.

Firman Allah swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآَيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.  (Qs. Ali Imran 3: 118)

Larangan menjadikan orang yang dimurkai Allah menjadi penolong.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ قَدْ يَئِسُوا مِنَ الْآَخِرَةِ كَمَا يَئِسَ الْكُفَّارُ مِنْ أَصْحَابِ الْقُبُورِ (13)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. =Qs. Al Mumtahanah 60: 13=

7. Tidak mengikuti hari raya dan kegembiraan agama mereka (kafir).

Umat Islam tidak boleh ikut dalam perayaan orang kafir dan tidak boleh mengucapkan selamat kepada mereka, juga tidak menghadiri perayaan mereka.

Firman allah swt.
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا (72)

Dan orang-orang yang tidak menyaksikan/menghadiri Azzur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.  (Qs. Al Furqan 25: 72)

Menurut Mujahid dan Rabi’ bin Anas, bahwa makna Az-Zuur dalam ayat ini adalah hari raya orang-orang musyrik. Sedangkan menurut Al-Qadhi Abu Ya’la, makna Az Zuur adalah tidak boleh menghadiri perayaan kaum musyrikin.

8. Tidak memohonkan ampun dan rahmat bagi mereka.

Firman Allah swt.
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَابُ الْجَحِيمِ (113)

Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.  (Qs. At Taubah 9: 113)

9. Tidak menyerahkan pembuatan hukum pada mereka, tidak setuju dengan hukum yang mereka buat dan tidak mengikuti ajakan mereka untuk meninggalkan hukum Allah dan Rasul-Nya.

Firman Allah swt.
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآَيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ (44)

Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara Kitab-Kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.  (Qs. Al Maaidah 5: 44)

10. Tidak mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani.

Sabda Rasulullah saw.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلَا النَّصَارَى بِالسَّلَامِ فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيقٍ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ  =رواه مسلم=

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw, bersabda: Janganlah kalian memulai mengucapkan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian berjumpa dengan salah seorang dari mereka, maka desaklah ia ke tepi (jalan) yang paling sempit. =HR. Muslim=

عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ يُسَلِّمُونَ عَلَيْنَا فَكَيْفَ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ قَالَ قُولُوا وَعَلَيْكُمْ  =رواه مسلم=

Dari Anas bin Malik ra, bahwa Shahabat Nabi saw, bertanya kepada Nabi saw, Sesungguhnya Ahlul Kitab (Yahudi dan Nasrani) mereka mengucapkan salam kepada kami, bagaimana kami menjawab salam mereka? Beliau bersabda: Ucapkan kalianlah “Walaikum”.  =HR. Muslim=


BAHAN BACAAN:
1.        Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah oleh Ust. Yazid bin Abd. Qadir Jawas.
2.        Pokok-pokok Ilmu Tauhid oleh A. Zakaria.
3.        Kutubul Mutun Al Maktabah Asy Syamilah.
4.        Dan lain-lainnya.

http://al-uswah.org/?p=318

:: WALLAAHU A'LAM ::

wdcfawqafwef