Pernah diajukan pertanyaan kepada Asy-Syaikh Shaalih Aalusy-Syaikh hafidhahullah:
طلبتُ العلمَ عدة سنواتٍ ومع ذلك لا تثبتُ لديَّ المعلوماتُ ولا أشعرُ بالفائدة ، فبماذا تنصحونني ؟ جزاكم الله خيرًا.
“Sayatelah menuntut ilmu selama beberapa tahun, namun bersamaan dengan itu, saya tidak mendapatkan pengetahuan dan tidak pula merasakan manfaat. Jadi apa yang dapat Anda nasihatkan kepadaku ?. Jazaakumullahu khairan.
لا تقلْ : لم أشعر بالفائدةِ ؛ لأن طالبَ العلم في عبادةٍ. والمقصودُ من طلب العلمِ رضاءُ اللهِ - جلَّ وعلا - على العبدِ. وتعلمون الرجلَ الذي جاء تائبًا وقد « أتاهُ مَلَكُ الموتِ فاختصمتْ فيه ملائكةُ الرحمةِ وملائكةُ العذابِ ، فقالت ملائكةُ الرحمة : جاء تائبًا مُقْبِلاً بقلبه إلى الله تعالى ، وقالت ملائكةُ العذابِ : إنه لم يعملْ خيرًا قطُّ. فأتاهم مَلَكٌ في صورة آدَمِيٍّ فجعلوه بينهم - أي : حكمًا - فقال : قيسوا ما بين الأرضَيْنِ فإلى أيتهما كان أدنى فهو له ، فقاسوا فوَجدوه أدنى إلى الأرضِ التي أراد ، فقبضَتْهُ ملائكةُ الرحمة » « صحيح مسلم » برقم ( 7008).
“Jangan pernah engkau katakan : ‘Aku tidak merasakan manfaat, karena menuntut ilmu termasuk ibadah. Maksud dari menuntut ilmu adalah keridlaan Allah jalla wa ‘alaaterhadap hamba-(Nya). Dan sebagaimana yang telah engkau ketahui tentang seorang laki-laki yang datang dalam keadaan bertaubat[1] : “Ketika malaikat maut datang mencabut nyawanya, malaikat rahmat dan malaikat ‘adzab bertengkar. Malaikat rahmat berkata : ‘Ia datang dalam keadaan bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Allah ta’ala’. Malaikat ‘adzab berkata : ‘Sesungguhnya ia belum pernah beramal kebaikan sedikitpun’. Maka datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, dan kemudian menjadi penengah terhadap perselisihan mereka berdua. Ia berkata : ‘Ukurlah jarak antara antara dua tempat tersebut[2]. Yang jaraknya paling dekat antara keduanya, maka orang ini adalah miliknya’. Lalu mereka mengukurnya dan ternyata mereka mendapatkan ia (laki-laki tersebut) lebih dekat pada tempat yang ia tuju (untuk bertaubat). Malaikat rahmat pun akhirnya membawanya’ (Shahih Muslim no. 7008).
غُفر لهذا الرجلِ التائبِ ؛ لأن حركته حُسبت له ، فحركةُ طالب العلم في العلم عبادةٌ ، كحركةِ التائبِ المهاجر إلى أرضِ الخير.
وطلبُ العلم خيرٌ لك من نوافل الصلاة ، أو من بعض نوافل العبادات . ولا بدّ من النية الصادقة .. ثم الفائدةُ متبعِّضَةٌ ، وليس المقصودُ إما أن تكونَ عالمًا ، وإما أن لا تكونَ طالبَ علمٍ أصلاً.
إنما المقصودُ من طلبك للعلم أن ترفعَ الجهلَ عن نفسِك ، وأن تعبدَ الله - جلَّ وعلا - بعباداتٍ صحيحةٍ ، وأن تكون عقيدتُك صالحةً ، وأن تُقْبِلَ على الله - جلَّ وعلا - وأنت سليمٌ من الشبهة ، سليمٌ من حبِّ الشهرة.
قال الله - جلَّ وعلا - : { يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ }{ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ }
وقال - جل جلاله - : { إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا }
ولو لم تنفعْ إلاَّ نفسَك وعيالَك لكان في هذا خيرٌ كبير.
“Laki-laki yang bertaubat ini diampuni karena gerakannya (untuk berhijrah) diperhitungkan oleh Allah ta’ala (sebagai kebaikan/ibadah). Maka, gerakan seorang penuntut ilmu untuk mencari ilmu adalah ibadah, sebagaimana gerakan seorang yang bertaubat untuk berhijrah menuju tempat kebaikan.
Menuntut ilmu itu lebih baik bagimu daripada mengerjakan shalat sunnah atau sebagian ibadah-ibadah sunnah lainnya. Sudah semestinya hal itu diiringi dengan niat yang benar,….. Kemudian tentang masalah manfaat maka itu terbagi. Dan tidak dimaksudkan di sini, adalah agar engkau menjadi seorang ulama, dan tidak menjadi seorang penuntut ilmu !.
Yang dimaksudkan dalam menuntut ilmu di sini hanyalah untuk menghilangkan kebodohan dari dirimu, agar engkau beribadah kepada Allah jalla wa ‘alaa dengan ibadah-ibadah yang benar, agar ‘aqidahmu menjadi baik, serta kelak engkau dapat menghadap Allah jalla wa ‘alaadalam keadaan selamat dari berbagai macam syubhat dan cinta ketenaran.
Allah jallaa wa ‘alaa telah berfirman : ‘(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih’ (QS. Asy-Syu’araa : 88-89). ‘Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan-(nya) dengan baik’ (QS. Al-Kahfi : 30). Seandainya menuntut ilmu itu tidak memberikan manfaat kecuali bagi dirimu dan keluargamu, maka ini sudah merupakan kebaikan yang sangat besar”.
[Al-Washaayaa Al-Jaliyyah lil-Istifaadati min Duruusil-‘Ilmiyyah oleh Asy-Syaikh Shaalih Aalusy-Syaikh hafidhahullah - http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=130285].
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor - 08111434/14092013 – 13:20].