Standar Ganda Ala Barat


 

Standar Ganda Ala Barat
By: Nandang BUrhanudin
***

Ada yang bilang, saya adalah budak demokrasi atau minimal pendukung demokrasi. Saya katakan, saya tak setuju dengan sistem atau isme apapun, baik demokrasi, sosialisme, kapitalisme, atau khilafah sekalipun selama sistem atau isme-isme di atas tidak menghormati:
1. Jiwa/nyawa manusia.
2. Harta benda.
3. Kehormatan.
4. Keturunan.
5. Agama.
Saya pun tak setuju dengan standar ganda yang berlaku saat ini. Barat (Zionis) benar-benar menjadikan isme apapun demi melanggengkan kepentingan mereka.

Bayangkan, Barat begitu keras terhadap:
1. Jabhah Nushroh di Syiria, yang saat ini diprediksi memenangkan pentempuran di Syiria. Bahkan memasukkan gerakan Jabhah Nushroh ke daftar teroris.
Di sisi lain, mereka membiarkan Assad membantai puluhan ribu nyawa-nyawa tak berdosa, hanya karena mereka pemeluk Sunni.

2. Menjadikan komandan tempur Chechnya sebagai teroris yang most wanted. Bahkan Barat mendukung Rusia menjajah Chechnya dan membunuh ribuan muslimin di sana.
Di sisi lain, Barat membiaskan masalah Palestina dan menjadi pendukung buta zionis Israel yang hampir 1 abad membantai dan mengusir masyarakat Palestina.

3. Barat diam seribu bahasa terhadap pembantaian pemeluk Budha/Hindu di Burma/Myanmar dan terus menerus mendukung negara Burma tanpa sanksi apapun.

4. Mengelompokkan mujahidin dan kaum Islamis Mali sebagai teroris, hingga mengirim pasukan ranger nya ke dalam negeri Mali dan mengambil kekayaan Mali.
Di sisi lain, Barat membiarkan Iran membunuhi Ahlus Sunnah dan menutup mata terhadap aksi Iran yang tak membuka kran kebebasan beribadah sedikitpun.
Barat pun diam, Saat Noer Maliki PM IRak, menangkapi, memenjarakan, dan membunuh Ahlus SUnnah di Irak.

Fenomena di atas mengingatkan kita pada firman Allah: Walan Tardhaa 'Ankal Yahuud walan Nashaaraa hattaa tattabi'a millatahum.
Ternyata Syiah-Rafidhah bagian tak terpisahkan dari Zionisme.
Kita harus terus waspada, pada slogan-slogan yang sebenarnya lebih mirip mendukung Zionisme, hanya tak sadar.

Oleh karena itu, kepada partai-partai yang menjadikan demokrasi sebagai wasilah (media) dakwah: Maksimalkan demokrasi, bukan sekedar untuk merebut kursi parlemen (DPRD/DPR/MPR) atau meraih jabatan eksekutif. Tapi jadikan ia sebagai tangga darurat kita untuk menjaga 5 poin di atas.

Jika gagal, dan malah hanya memperkaya diri atau hanya sekedar pamer kebanggaan, maka segeralah beristighfar dan kembali ke shiratul mustaqim.
Karena umat, menanti kader-kader tangguh yang sungguh-sungguh melayani dan berkhidmat, bukan yang ingin dilayani apalagi hanya berteori.


wdcfawqafwef