Arrahmah.Com Sang Pemegang Ar-Raayah


Pagi itu terlihat berbeda seperti biasanya, untuk pertama kalinya, saya melihat penjagaan yang begitu ketat di setiap persimpangan jalan oleh aparat kepolisian, saya memaklumi, hari itu masih dalam suasana hari dieksekusinya 3 terpidana mati kasus bom Bali oleh pemerintah Indonesia.
Keadaan cuaca di kota ku sangat cerah, secerah hati ku yang bahagia melihat para “teroris” akhirnya ditembak mati, melihat akhir dari orang-orang yang selalu saya kecam tindakannya di dalam halaqoh-halaqoh saya, dan yang selalu saya cela meski pun saya tak begitu mengerti manhaj yang mereka pegang. Karena yang saya tahu, islam tidak mengajarkan kekerasan dan pembunuhan.
Saya pun mengambil motor, dan pergi ke warnet terdekat untuk “update status”, segera saya buka Google dan mengetikkan “Amrozi cs dieksekusi”, terlihat bagaimana hiruk pikuk dan euphoria perasaan bahagia yang sama dengan ku di 10 pencarian teratas Google, lalu saya pindah ke pencarian gambar di menu Google. Saat itulah, secara tidak sengaja mulutku berucap dengan sendirinya… “ALLAHU AKBAR!!”
Saya melihat wajah para “teroris” yang selalu saya hina, tersenyum dengan indahnya, fikiranku menolak untuk mengucapkan rasa takjub terhadap para “teroris” ini, namun fisik dan hati terus berucap secara berulang-ulang, dengan gemetaran dan terus bergumam “Allahu Akbar.. Allahu Akbar..”  saya mengklik foto tersebut, dan masuk ke sebuah situs bernama Arrahmah.com, belum pernah saya dengar sebelumnya situs berita ini.
Saya baca artikel nya, dan terlihat sudut pandang dan gaya bahasa yang berbeda, saya berkata “masa’ teroris digelari mujahid, kok setiap di depan kata Amerika, ada tambahan Negara Kafir Amerika, kok gini.. kok gitu.. dst…”, namun saya masih tetap terpaku dengan foto-foto “teroris” yang ditampilkan arrahmah.com . Sungguh ini khusnul khotimah, bahkan anak kecil pun tahu bahwa ini adalah karunia Allah yang tidak setiap muslim mendapatkannya,  hanya orang-orang bodoh yang menganggap remeh sebuah senyuman mereka, dan hanya orang-orang yang berakal lah yang bisa mengambil pelajaran ini. Kira-kira seperti itulah kata yang terus berkecamuk di dalam hati kecil ku.
Saya lalu mengekspolarasi berita-berita arrahmah.com  lainnya, saya bingung, dan munculah seribu pertanyaan di benakku. Jika memang salah para teroris ini, kenapa Allah mengkaruniai nikmat kepada mereka? Kenapa masih ada umat muslim seperti komunitas arrahmah.com  ini yang mau membela para “teroris”, bukankah terorisme bukan ajaran islam? Jangan-jangan arrahmah.com  ini bentukan CIA untuk melakukan ghozwul fikri terhadap umat islam, kok arrahmah.com  mendukung aksi penghancuran WTC yang dilakukan oleh agen CIA, yakni osama bin laden?
Saya pun pulang dengan membawa pertanyaan-pertanyaan itu, saya kepikiran hal itu setiap saat. Dan sudah kebiasaan saya untuk minta kepada Allah agar ditunjuki jalan yang lurus jika melihat perbedaan fiqrah yang membuat saya bingung, sebagaimana lirik lagu yang saya hafal, apa yang kamu yakini sebagai sebuah kebenaran, mungkin bukanlah sebuah kebenaran, bagi yang lainnya…
Ya Allah, jika saya memang berada di pihak yang salah, dan pemikiran komunitas Arrahmah lah yang berada diatas kebenaran, gabungkanlah saya ke barisan mereka, dan keluarkanlah aku dari barisan yang salah… Ya Allah, jika saya memang berada diatas kebenaran, dan fiqrah arrahmah lah yang menyesatkan umat, maka biarkanlah saya yang memerangi mereka semua, dan istiqomahkanlah saya… Ya Allah, berikanlah kepada saya Al-Furqan (kemampuan untuk membedakan yang haq dan batil) yang engkau janjikan dalam firmanMu… Ya Allah, berikanlah jawaban untukku, kenapa Engkau mengkaruniakan khusnul khotimah kepada orang yang menurut kami adalah musuh umat islam… ya Allah, sungguh saya dalam kebingungan, dan sungguh manusia adalah makhluk yang bodoh, maka tunjukilah saya jalan yang lurus serta Engkau ridhai, meskipun jalan itu sulit dan pahit… amin ya rabbal alamin…
Begitulah do’a yang selalu saya munajatkan saat itikaf 10 malam terakhir ramadhan.. sejak hari itu, saya pun mulai mencoba untuk mendaftar ke forum arrahmah.com , namun karena takut salah ucap atau memberikan pendapat, apalagi saya melihat jawaban-jawaban para moderator terhadap mereka yang berbeda pendapat, dijawab dengan ucapan-ucapan yang keras, saya mengurungkan niat dan saya hanya mendownload dan membaca buku-buku yang tersedia di forum tersebut, e-book itu semua rata-rata karya ulama-ulama yang tidak saya kenal, ada buku karya Abu Mushab Zarqawi, Abdullah Azzam, Abdul Qodir bin Abdul Aziz, dan Abu Muhammad Al Maqdisi. Saya sama sekali tidak mengenal mereka, karena setahu ku, ulama itu ya cuma Hasan Al Banna, Sayid Qutb, Yusuf Al Qardhawi, karena mereka lah yang digelari ulamanya umat islam oleh organisasiku.
Setelah membaca tulisan-tulisan dan e-book yang saya dapatkan di arrahmah.com , saya semakin tertarik dengan fiqrah yang diusung arrahmah.com , sebuah fiqrah yang unik dan asing, pantas saja orang-orang tidak ragu melakukan bom syahid setelah membaca arrahmah.com , karena fiqrah mereka benar-benar membuat hati ini tentram. Saya akhirnya beristighfar berkali-kali setelah memahami fiqrah para “teroris” yang dulu saya hina.
Saya pun mulai terbiasa dengan ucapan-ucapan keras oleh ikhwah-ikhwah di forum arrahmah.com , perasaan benci berubah menjadi kekaguman, banyak hal yang saya pelajari, banyak ilmu yang saya serap dari ikhwah-ikhwah arrahmah.com , dan banyak berita-berita dari garis depan yang membuatku terkaget-kaget karena tidak pernah saya dengar ditelevisi sebelumnya. Bahkan membuat hati panas ingin berperang. Dan yang paling saya apresiasi adalah perdebatan yang benar-benar berkualitas di arrahmah.com , saya sering kalah dalam berdebat dengan ikhwah-ikhwah arrahmah.com , dan saya sangat-sangat malu atas kekalahan itu. Namun, saya melihat dengan jelas, bahwa pendapat saya bukanlah dikalahkan oleh ikhwah arrahmah.com  namun oleh kebenaran, karena itu, saya buang fiqrah saya meski dengan perasaan malu dan hina, dan ambil pendapat dan fiqrah yang benar! Karena saya yakin! dengan kebenaranlah saya akan kembali menjadi mulia!
Karena sering nongkrong di arrahmah.com , pemikiran-pemikiran saya, alhamdulillah, sudah sedikit demi sedikit cenderung ke arrahmah.com . Karena aktif di organisasi dakwah islam yang mengusung “kedamaian”, saya terlihat sangat berbeda dalam memberikan sebuah pandangan dalam hal terorisme, fiqh siyasah, demokrasi serta jihad, apalagi saya terkenal tegas dan blak-blakkan dalam berbicara. Radikalisme itu mulai tumbuh di dada saya dengan sendirinya, ucapan-ucapan tegas dan keras dalam membela mujahidin pun sering terlontar dari halaqoh-halaqoh saya, yang akhirnya membuat sebagian dari mereka tidak bisa menerima fiqrah arrahmah.com yang saya anut. Bahkan saya masih ingat perkataan petinggi organisasi saya di hadapan saya, “tolong teman-teman, kita laporkan saja dia ke Densus 88”, sungguh kata-kata yang sangat membuat saya kecewa dan berujung pada pengunduran diri saya dari organisasi tersebut.
Hilang sudah anak-anak didik saya, hilang sudah orang-orang yang sering mendengar ceramah saya, hilang sudah teman-teman saya, karena seseorang yang telah berada di luar organisasi dilarang untuk mengisi kajian mereka, dan akan diblack list oleh mereka. Atas izin Allah, ini semua karena Arrahmah.com! ALHAMDULILLAH!
Kenapa saya bersyukur? Karena do’a saya dikabulkan Allah, kini saya berada di barisan arrahmah.com  dan dikeluarkan dari barisan mereka.
Kini kehidupan dakwah saya pun berputar searah arrahmah.com , sebuah nuansa aneh dan pengalaman baru merasuk kedalam hatiku, yaitu rasa takut. Baru kali ini kurasakan ketakutan yang sangat ketika berdakwah tentang tauhid dan jihad, namun saya tahu dimana-mana dakwah para rasul selalu terjal dan penuh halangan. Teror oleh kaum munafikin dan thagut selalu menghantui, dan saya yakin perasaan yang sama juga menghantui tim redaksi dan pemilik arrahmah.com , bahkan mungkin  perasaan takut mereka lebih besar.
Dan benar saja, pimpinan media Arrahmah.com, Muhammad Jibril Abdul Rahman, ditangkap! Saya tambah ketakutan, namun sebuah foto dirinya dari balik jeruji membuat keberanian saya memuncak, ya! dia TERSENYUM! Subhanallah, saya bisa membayangkan kerasnya penyiksaan Densus 88 yang dialami olehnya, namun dia tersenyum?! Fiqrah apa yang mampu membuatnya tegar seperti itu kecuali fiqrah Muhammad bin Abdullah!
Semoga beliau membaca tulisanku ini, sungguh sebuah senyumannya saja, mampu menghancurkan mental musuh dan meningkatkan semangat juang kami.
Kini, arrahmah.com  dimataku seperti sebuah barisan mujahidin, dengan Ar Raayah yang terangkat di barisan depannya. Ar Raayah adalah bendera perang Rasulullah, dan Rasulullah memberikannya kepada pemimpin perang serta komandan-komandan pasukan islam lainnya. Ketika memberikan Ar Raayah kepada Ali Ra, Rasulullah bersabda: “Kita perangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita (Muslim) “. Beliau melanjutkan: “Melangkahlah ke depan hingga kamu memasuki tempat tinggal mereka lalu serulah mereka ke dalam Islam dan beritahu kepada mereka tentang apa yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu dari pada unta-unta merah (yang paling bagus) “. (HR. Bukhari)
Sungguh, saya melihat pesan-pesan Rasulullah diatas, diamalkan oleh arrahmah.com ! ketika situs-situs lain penuh dengan berita-berita dan ceramah-ceramah tentang amal dan pahala, arrahmah.com  konsisten menyerukan agar umat mengangkat senjata melawan kafirin! Ketika situs-situs yang lain memuja-muja pemikiran barat, arrahmah.com  terus menyerukan agar meninggalkan hal itu dan kembali ke ajaran islam!
Melalui arrahmah.com  lah saya dan ribuan umat muslim mendapatkan petunjuk, suatu hal yang sangat ditakuti oleh kaum kafir dan munafik. Melalui arrahmah.com  lah saya dan ribuan umat muslim mendapatkan berita-berita dari mujahidin yang jujur, suatu hal yang langka dan sulit ditemui ditengah dominasi media-media sekuler. Melalui arrahmah.com  lah saya dan ribuan umat muslim bisa membedakan, mana yang Haq dan mana yang Batil! Atas izin Allah.
Sebagai penutup, saya katakan kepada umat muslim yang masih membenci arrahmah.com , sebentar saja! Ya! jika sebentar saja kalian mau duduk dan melihat-lihat arrahmah.com  dengan fikiran yang jernih dan jauh dari prasangka buruk, saya yakin kalian akan berubah fikiran seperti saya! Filter your mind, get the truth!
Allahu Akbar!
Penulis: Azmi Vairi, Pontianak
Juara II Lomba Penulisan ”Arrahmah.com di Mataku”
Ar Rahmah Media Network

wdcfawqafwef