Setiap tokoh terkemuka di dunia memiliki orang-orang terdekat yang mendukung dan mencintai mereka. Namun demikian sejarah mencatat tidak ada orang-orang yang begitu dekat dalam persahabatan dan kecintaan melebihi persahabatan dan kecintaan para sahabat kepada Rasulullah saw.
Demikian tinggi rasa cinta dan persahabatan para sahabat Muhajirin dan Anshar terhadap Nabi saw., sampai-sampai mereka lebih mementingkan pribadi Rasulullah saw. dan keluarganya ketimbang diri mereka dan keluarga mereka. Pernah Abu Bakar ash-Shiddiq ra. mendapatkan pemukulan yang menyebabkan beliau jatuh pingsan setelah membacakan kalamullah di depan Kabah. Kerabatnya lalu bersegera menyelamatkan beliau. Akan tetapi kalimat pertama yang keluar dari lisannya saat tersadar adalah, “Dimana Rasulullah?” Keluarganya merasa gusar dan meninggalkan dirinya.
Rasa cinta para sahabat kepada Rasulullah saw. jauh melebihi kecintaan mereka terhadap anak-anak mereka sendiri. Pada saat Rasulullah saw. marah karena merasa disusahkan oleh perilaku istri-istri Beliau, datanglah Abu Bakar dan Umar bin Khaththab ra. memarahi putri-putri mereka yang menjadi istri Rasulullah saw. Sedikit pun tidak ada pembelaan terhadap putri-putri mereka.
Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa suatu ketika ayahnya, Abu Bakar ra. pernah berkata, “Demi Allah, sungguh aku lebih cinta kepada kerabat Rasulullah saw. daripada kerabatku sendiri,”(HR. Al-Bukhari).
Sebagian sahabat yang di masa jahiliyyah pernah memusuhi Rasulullah saw. dengan sengit, setelah beriman maka berubah menjadi orang-orang yang mencintai Beliau dengan amat dalam. Dari Abu Hurayrah ra. bahwa Tsumamah bin Tsa’labah berkata;
“Ya Muhammad, demi Allah, dulu tidak ada di muka bumi ini satu wajah pun yang paling aku benci melebihi wajahmu. Tapi akhirnya wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah, dulu tidak ada satu agama pun yang paling aku benci daripada agamamu, tapi sekarang agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah, dulu tidak ada suatu negeri yang paling aku benci daripada negerimu, tapi sekarang negerimu menjadi negeri yang paling aku cintai.”(HR. Muttafaq alayhi).
Kecintaan mereka kepada Nabi saw. ditampakkan dengan ketaatan penuh terhadap setiap perintah dan larangan Allah dan Nabi saw. Tidak ada yang mereka taati demikian besar selain dari keduanya. Bagaimana dengan kita?