“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah”
(Shahih Bukhari – Muslim)
Berabad–abad silam pesan ini disampaikan oleh khatamul anbiya. Kini, para ummat-nya mulai mencari-cari dan meresapi hakikat apa sejatinya yang ada di balik nasihat tersebut. Dua dari tiga titah tersebut merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang manusia untuk melakukan perjalanan. Berkuda, dengan menunggang kuda mampu menghantarkan manusia mencapai tujuannya, yakni tiba di negeri yang terhampar (daratan) dengan lebih cepat. Sedangkan, berenang mampu menghantarkan manusia mencapai tujuannya, yakni tiba di negeri seberang yang terhalang oleh perairan. Adapun memanah, merupakan upaya untuk menjaga dan mempertahankan diri dari musuh sekiranya diserang.
Namun, mungkinkah titah itu hanya mengandung sedikit makna?
Titah demi kesehatan
Berkuda
Berkuda sangat baik untuk kesehatan. Seluruh anggota tubuh badan dari kepala hingga ke kaki, dari fisik hingga mental akan mendapat manfaatnya.
Bentuk lekuk badan belakang kuda – tempat di tunggang- baik untuk merawat segala masalah tulang belakang manusia.
Semasa pergerakan galloping yaitu cara hentakan kuda melompat dan berlari, menyebabkan vetebra tulang belakang manusia bergesek antara satu sama lain dalam keadaan harmoni, dan meransang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut.
Seluruh anggota : tulang rangka, otot-otot, organ-organ, serta sistem-sistem dalam tubuh akan teransang secara optimum untuk menjadi semakin sehat. Penunggang kuda yang hebat biasanya bebas dari mengalami sakit belakang. Selain itu menunggang kuda turut mencerahkan mata sebab terdapat ransangan terhadap saraf kranial semasa gerakan ‘galloping’ kuda.
Berenang
Sewaktu berenang, mental, fsik, segala otot dan tulang rangka digerakkan untuk membuat satu gerakan yang berkoordinasi antara dua anggota kaki dan dua anggota tangan, selain merangsang stamina (sistem kardiovaskular ).
Inti dari Renang adalah pengaturan nafas. Dimana Fungsi nafas adalah untuk memasukan atau menghirup oksigen dari Alam ke dalam tubuh kita melalui paru2. oksigen yg kita hirup masuk ke paru2, lalu aliran darah dari jantung masuk ke paru2. Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas.
Sebuah kelaziman bahwa bila Tubuh atau otot bergerak pasti membutuhkan energi, setiap rekasi metabolisme tubuh kebanyakan di tubuh kita melibatkan oksigen, oksigen akan bereksi dengan ATP dalam organ, sel atau jaringan itu sehingga menghasilkan energi/tenaga. Oksigen di bawa oleh darah yg dipompa melalui jantung. Dengan kontraksi otot dan aktifitas organ dalam, maka tubuh akan kekurangan energi atau kebutuhan energi akan semakin meningkat daripada kondisi normal, makanya setelah melakukan nafas akan terasa suhu tubuh meningkat karena hampir semua metabolisme akhirnya dirubah menjadi energi panas/panas tubuh. Dengan pengaturan nafas maka bermanfaat bagi ketahanan fisik. Mahir berenang/mengatur nafas akan kuat pernapasannya, dan ini amat besar pengaruhnya bagi kecerdasan ketika asupan oksigen ke otak itu terdistribusi dengan cukup dan kondisi yang prima.
Memanah
Memanah memerlukan konsentrasi dan latihan yang berkesinambungan. Memanah sasaran yang bergerak tentu lebih sulit daripada sasaran yang diam. Setiap sasaran memiliki karakteristik tersendiri dan sasaran tersebut selalu bergerak gerak. Inti dari semuanya adalah kita belajar fokus atau konsentrasi artinya kita memfokuskan tenaga suatu titik. Pikiran akan fokus pada target, akan tercapai bila kita bisa mensinergikan antara kekuatan dan tubuh dengan pikiran dan perasaan.
Jadi, fungsi konsentrasi adalah untuk mengendalikan energi setelah dilatih. Karena seluruh tubuh kita bisa dikendalikan oleh otak termasuk sistem energi. Sehingga otak secara cepat dapat memerintahkan secara cepat pada sel tuk melepaskan energinya, Misalnya aktifitas yang memerlukan akselarasi energi secara cepat contohnya dalam pertempuran dan pertarungan, menghancurkan benda2 keras dll.
Memanah sangat menitikberatkan pada body balancing. Maka jika pemanah emosinya tertekan, maka panahan amat mudah tersasar. Secara tidak langsung, hal ini melatih manusia bertenang dan menstabilkan emosi. Individu yang tidak tenang, tergesa-gesa, pemarah, kurang sabar atau kurang sehat mentalnya tidak akan menjadi pemanah yang baik.
Titah demi kehidupan
Berkuda
Berkuda memerlukan kemampuan untuk mengendalikan. Pengendalian seperti apa yang dimaksud?
Diriwayatkan, suatu hari Abdullah bin Mubarak melihat seekor kuda yang dijual di pasar dengan harga 40 dirham.
“Murah sekali,“ kata Abdullah bin Mubarak.
“Ya, kuda ini harus dijual karena punya kelainan yang sangat mengecewakan,” komentar penjual kuda.
“Seperti apa kelainannya?” tanya Abdullah.
“Kuda ini tak bisa dipacu. Berhenti saat dikejar musuh, hingga musuh bisa mengejar. Meringkik pada saat disuruh diam.”
“Berarti harganya mahal,“ kata Abdullah sambil ia berjalan meninggalkan penjual kuda tersebut.
Beberapa hari kemudian, murid Abdullah bin Mubarak membelinya. Ketika kuda itu dibawa berperang, ternyata kuda tersebut dapat berperilaku baik.
“Sudahkah kau buktikan kelemahannya?” tanya Abdullah.
“Ya, benar apa yang dikatakan penjual kuda. Tapi setelah kubeli, kuucapkan di telinganya, ‘Hai kuda, telah kutinggalkan dosa-dosaku. Aku sudah taubat dan kembali kepada Allah. Maka kamu juga harus meninggalkan tabiat burukmu.' Kepalanya bergerak-gerak sebanyak tiga kali. Aku gembira melihat jawabannya. Barulah kutahu bahwa tabiat buruk kuda bukan dari kudanya, tapi dari pemiliknya. Kuda itu mengutuk penunggangnya yang kufur (zhalim) kepada Allah hingga jatuh dari punggungnya. Bagiku, ini selaras dengan firman Allah SWT, “Ingatlah, laknat Allah kepada orang-orang yang zhalim.” (QS. Hud [11] : 18). Jika Allah melaknat sesuatu, maka segala sesuatu akan melaknatnya. Demikian juga dengan kuda ini. Ia melaknat pemiliknya yang kufur hingga ia tak mau menuruti apa yang diperintahkannya.”
Kisah kuda ini menjadi pelajaran penting bahwa hewan saja bisa bereaksi buruk terhadap penunggangnya yang bertabiat buruk. Kita sebagai sesama manusia seharusnya lebih sensitive dan peka terhadap perasaan orang-orang di sekitar. Pengendalian diri berperan penting dalam menjaga keawetan hubungan. Pengendalian diri yang dimaksud berupa perkataan maupun tingkah laku. Oleh karena itu, manusia harus mempunyai rem dalam hidupnya, yaitu pengendalian diri.
Berenang
Mengapa Rasulullah juga berpesan agar anak-anak diajarkan berenang. Padahal, kondisi alam Makkah dan Madinah cukup jauh dari perairan. Lalu, bagaimana caranya agar mereka bisa berenang?
Upaya pertama yang harus dilakukan adalah bergerak. Bergerak menuju tempat air yang melimpah. Setelah menemukan tempat yang kondusif untuk belajar, contoh: laut, sungai, danau, agar bisa berenang, langkah berikutnya yang harus dilakukan juga adalah bergerak. Menggerakkan seluruh anggota untuk menopang badan agar tidak tenggelam ke dasar. Begitulah sejatinya hidup, harus senantiasa bergerak.
Memanah
Memanah itu identik dengan: 1.Sasaran; 2.keteguhan (tangan); 3.kekuatan (menarik gendewanya); dan 4.perkiraan (angin). Jadi, memanah adalah fokus membidik target dan sasaran dalam hidup ini. Bahwa hidup harus mempunyai sasaran yang jelas dan lakukan usaha untuk mencapainya dengan keteguhan, kebulatan tekad dan mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tiap-tiap sesuatu yang bukan zikrullah berarti permainan dan kelalaian, kecuali empat perkara: Seorang laki-laki berjalan antara dua sasaran (untuk memanah); Seorang yang mendidik kudanya; Bermain-mainnya seseorang dengan isterinya; Belajar berenang.”
(Riwayat Thabarani)
Selasa, 29 Januari 2013
ARTIKEL