moslem-eagle.blogspot.com - Latar Belakang
Dzolim, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi kehidupan sekarang. Di tengah kehidupan yang diliputi oleh kesengsaraan, penderitaan, kemerosotan moral dan kriminalitas, harga-harga melambung tinggi, penyakit yang bermunculan dan sulit diobati, juga bencana yang terus terjadi perilaku para pejabat dan pemimpin negeri malah semakin menjadi-jadi dengan korupsi dan berbagai upaya memperkaya diri. Kesulitan ini tidak saja menimpa satu negeri, hampir di semua belahan dunia terjadi. Dan bukan hanya dirasakan individu, atau golongan tertentu, tapi dirasakan oleh semua, baik laki-laki maupun perempuan. Artinya, ini permasalahan kehidupan, permasalahan yang harus diselesaikan bersama.
Bagaimana dengan nasib perempuan? Sama saja, tidak ada beda dengan kondisi laki-laki. Tengah ditimpa penderitaan dan kedzoliman yang diakibatkan oleh dominasi sistem yang salah, yang tidak membela mereka, tapi hanya berpihak kepada penguasa dan pengusaha. Pemerintahan baik di Timur dan Barat, Utara dan Selatan, mereka semua menutup mata dan membiarkan pelanggaran terhadap hak perempuan seperti hak untuk mendapatkan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok yang layak; hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan perannya sebagai ibu pendidik dan isteri. Dunia kapitalis tidak memberikan hak-hak tersebut pada perempuan, mereka dipaksa untuk mengabaikan hak dan tanggung jawabnya. Atas nama mempertahankan hidup mereka digiring untuk memasuki pasar dunia kerja yang sarat dengan persaingan dan kondisi yang menjauhkan tabiat alami perempuan sebagai ibu dan isteri. Para pekerja perempuan harus rela meninggalkan anak,suami, dan keluarga demi untuk mendapatkan tambahan penghasilan, bahkan mungkin mereka menjadi tulang punggung keluarga. Kezholiman sistem ini tidak hanya menyebabkan perempuan menjadi korban seperti dalam kasus perkosaan dan KDRT yang terus terjadi, tapi juga menyebabkan perempuan sebagai pelaku kejahatan tersebut seperti penelantaran, kekerasan bahkan pembunuhan anak yang dilakukan ibu kandung atau kasus korupsi yang belakangan ini melibatkan sejumlah perempuan cantik dan terdidik.
Masalah ini memang sudah dirasakan banyak kalangan sehingga mendorong mereka melakukan upaya perbaikan dan mencari jalan keluar. Sepintas langkah perjuangan yang dilakukan kaum feminis dan pengusung gender sepertinya dalam rangka membebaskan perempuan dari penderitaannya. Tapi faktanya semua sepak terjang mereka malah semakin menjerumuskan perempuan pada keterpurukan dan menjauhkannya dari kehidupan yang semestinya sebagai isteri dan ibu. Bisa dikatakan bahwa semua upaya yang dilakukan telah gagal membebaskan perempuan dari jeratan kapitalisme dan tidak berhasil mengembalikannya pada kehidupan yang layak dan terhormat.
Karenanya hal penting dan mendesak saat ini adalah mewujudkan visi politik baru yang berbeda dari yang ada sekarang, yang mampu menghadirkan perubahan hakiki di seluruh negeri ini. Visi ini akan memberi kepastian terhadap masa depan yang sejahtera dan berkeadilan, dan memberi kemakmuran baik bagi laki-laki maupun perempuan, juga bagi warga muslim dan non-Muslim. Sistem apa yang akan mampu mewujudkan perubahan hakiki tersebut? Siapapun yang peduli terhadap fakta yang terjadi dan berpikir jernih dalam menilai setiap fakta itu, tentu akan menyimpulkan bahwa kita tidak layak berharap pada sistem yang berlaku sekarang (Liberalisme-sekulerisme) yang telah nyata terbukti melahirkan penderitaan dan telah gagal mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Sudah saatnya umat manusia berpaling kepada sistem yang diturunkan Allah SWT sebagai rahmatan lil’alamin, sistem yang telah terbukti selama 14 abad menghantarkan kaum muslimin ke era kejayaannya, sistem yang bisa membuktikan bahwa umat Islam adalah sebaik-baiknya umat.
Kondisi umat dewasa ini memang sangat jauh dari sistem Islam. Gambaran keagungan dan kemuliannya sudah hilang dari benak umat seiring dengan runtuhnya kekhilafahan terakhir di Turki pada tahun 1924. Karenanya, perlu upaya serius dan terencana untuk kembali menghadirkan gambaran Islam sebagai sistem. Islam yang tidak hanya sebatas pemikiran dan keyakinan, tapi terwujud implemantasinya dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Itulah sistem Khilafah Islamiyah.
Khilafah Menjamin Kesejahteraan
Jaminan kesejahteraan yang akan diwujudkan Islam bukan hanya sebatas teori dan janji. Sungguh Islam akan merealisasikannya dalam kehidupan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa selama berabad-abad khilafah Islam mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Berikut beberapa bukti kegemilangan tersebut: Khalifah Umar bin Khathab telah membangun “daar ad daqiiq”, di sana tersedia berbagai jenis tepung, korma, dan barang kebutuhan lainnya. Tempat ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang memerlukan dan para musafir yang singgah dan membutuhkan bantuan. Tanggung Jawab Khalifah umar sebagai pemimpin Negara tidak hanya dirasakan oleh kaum muslimin, warga Negara yang non muslimpun mendapatkan perlakuan yang sama. Dalam kitab Al Kharaj karangan Imam Abu Yusuf, diceritakan bahwa Khalifah Umar pernah membebaskan jizyah seorang Yahudi tua bahkan Umar memerintahkan Baitul Maal menanggung beban nafkahnya dan seluruh orang yang menjadi tanggungannya. Di bidang kesehatan, Khalifah Umar sengaja memberikan bantuan dana dari Baitul Maal untuk orang-orang yang terkena penyakit lepra di jalam menuju Syam, kisah ini bisa dibaca dalam kitab “Tarikhul Islam As Siyasi”. Perhatian Negara Islam Tidak hanya tertuju pada jaminan kebutuhan makan dan kesehatan saja, Khilafah juga menjamin pendidikan rakyatnya, pada masa Khalifah al-Hakam II (965M) didirikan 80 sekolah umum di Cordoba dan 27 sekolah khusus anak-anak miskin. Itulah sedikit bukti kegemilangan Khilafah Islam dalam mengurusi kesejahteraan rakkyatnya.
Khilafah Menjamin Hak Perempuan
Islam menjamin kebutuhan pokok perempuan dengan mekanisme kewajiban nafkah ada pada suami/ayah; kerabat laki-laki bila tidak ada suami/ayah atau mereka ada tapi tidak mampu; serta jaminan Negara secara langsung bagi para perempuan yang tidak mampu dan tidak memiliki siapapun yang akan menafkahinya seperti para janda miskin. Dalam Khilafah Islam tidak akan ada perempuan yang terpaksa bekerja mencari nafkah dan mengabaikan kewajibannya sebagai isteri dan ibu. Sekalipun Islam tidak melarang perempuan bekerja, tapi mereka bekerja semata mengamalkan ilmu untuk kemashlahatan umat, sementara tanggung jawab sebagai isteri dan ibu juga tetap terlaksana.
Khilafah Islam akan menjamin hak perempuan mendapatkan Ilmu, karena menuntut ilmu adalah kewajiban semua: “Thalabul ‘ilmi faridhatin ‘ala kulli muslimin walmuslimatin”. Khilafah tidak akan membedakan kesempatan untuk menuntut ilmu antara laki-laki dan perempuan. Baginda Rasul bahkan menyediakan waktu khusus untuk perempuan Anshar berlajar.
Khilafah memberikan hak politik kepada perempuan. Islam memberikan hak menyampaikan pendapat dan hak menjadi wakil untuk memberikan pendapat. Islam membolehkan perempuan mememilih dan dipilih menjadi anggota Majelis umat. Kehadiran Ummu’Ammarah binti Kalb dan Asma’ binti ‘Amr ibn ‘Adi dalam Baiah “aqabah merupakan bukti bahwa Rasulullah SAW mengakui hak politik perempuan dalam menyampaikan aspirasi.
Bagaimana dengan kehormatan dan keselamatan perempuan? Jelas, Islam akan menjaganya. Berbeda dengan sistem sekarang dimana kehormatan perempuan seolah tiada arti. Perempuan dalam sistem kapitalis harganya sama dengan barang, akan dianggap berarti jika mendatangkan keuntungan materi. Faktanya bisa kita lihat dam eksploitasi kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan dalam sejumlah iklan atau tayangan film dan sinetron demi mendongkrak jumlah penjualan dan meningkatkan ratting tontonan. Di sisi lain, perempuan juga jadi korban pelecehan dan pemerkosaan yang terjadi di ranah publik, baik di jalan, angkot, kantor, bahkan di sekolah. Begitu mahalkah harga kenyamanan,kehormatan, dan keselamatan bagi perempuan di zaman sekarang? Ya, hanya Islam yang akan menyelamatkan perempuan. Dalam Islam perempuan dijaga kehormatannya dengan penerapan aturan pakaian yang menutup aurat dan laranga tabarruj; aturan pergaulan yang jauh dari khalwat; kewajiban disertai mahram bagi perempuan yang bepergian menempuh jarak safar termasuk ketika menunaikan ibadah haji. Catatan sejarah menunjukkan bukti bahwa Islam sangat melindungi perempuan, salah satu contohnya adalah Rasulullah SAW pernah melarang seorang laki-laki pergi berjihad dan menyuruh dia menemani isterinya pergi haji; atau bagaimana perhatian penuh yang diberikan seorang Khalifah ketika mendengar kabar bahwa ada seorang muslimah dilecehkan oleh seorang yahudi, beliau segera mengerahkan sejumlah pasukan untuk menyelesaikannya.
Khilafah, Sebuah Keniscayaan
Khilafah akan tegak kembali. Rasulullah SAW telah memberikan kabar gembira(bisyarah) tentang hal ini, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Tsauban, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah mengumpulkan (dan menyerahkan) bumi kepadaku sehingga aku bisa menyaksikan timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dikumpulkan dan diserahkan kepadaku” (HR Muslim, at-Tirmidzi dan Abu Dawud)
Janji Allah pasti akan terbukti. Dan yang penting adalah apa kontribusi kita untuk menyongsong janji Allah tersebut? Di sinilah letak urgensi dan tanggung jawab kita berpartisipasi aktif dalam perjuangan menegakkan khilafah. Kita harus segera memenuhi seruan Allah SWT dalam Quran surat ali-Imran[3] ayat 104 yang artinya: “Hendaklah diantara kalian ada segolongan umat yang menyeru kepada Islam dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”
Salah satu bentuk perjuangan tersebut adalah apa yang akan dilakukan Muslimah Hizbut Tahrir pada tanggal 10 Maret 2012 di Tunisia. Di sana akan diselenggaran Konferensi Perempuan yang akan dihadiri para perempuan dari seluruh dunia. Mereka akan berkumpul untuk membicarakan dengan tuntas dan terperinci seputar khilafah. Tentu tidak semua kita bisa hadir di sana, namun bukan berarti bahwa kita tidak bisa berperan optimal. Kita bisa berkontribusi dengan senantiasa berdoa untuk kesuksesan acara tersebut juga turut serta menyebarkan opini yang diusung konferensi tersebut, kita sampaikan pada siapa pun bahwa dunia sedang diambang kehancuran dan hanya Khilafah yang bisa menyelamatkannya.[]
[moslem-eagle.blogspot.com]
Buletin Dakwah Cermin Wanita Shalihah (CWS) Edisi 1
Sumber : Muslimah4Khilafah
Dzolim, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi kehidupan sekarang. Di tengah kehidupan yang diliputi oleh kesengsaraan, penderitaan, kemerosotan moral dan kriminalitas, harga-harga melambung tinggi, penyakit yang bermunculan dan sulit diobati, juga bencana yang terus terjadi perilaku para pejabat dan pemimpin negeri malah semakin menjadi-jadi dengan korupsi dan berbagai upaya memperkaya diri. Kesulitan ini tidak saja menimpa satu negeri, hampir di semua belahan dunia terjadi. Dan bukan hanya dirasakan individu, atau golongan tertentu, tapi dirasakan oleh semua, baik laki-laki maupun perempuan. Artinya, ini permasalahan kehidupan, permasalahan yang harus diselesaikan bersama.
Bagaimana dengan nasib perempuan? Sama saja, tidak ada beda dengan kondisi laki-laki. Tengah ditimpa penderitaan dan kedzoliman yang diakibatkan oleh dominasi sistem yang salah, yang tidak membela mereka, tapi hanya berpihak kepada penguasa dan pengusaha. Pemerintahan baik di Timur dan Barat, Utara dan Selatan, mereka semua menutup mata dan membiarkan pelanggaran terhadap hak perempuan seperti hak untuk mendapatkan jaminan pemenuhan kebutuhan pokok yang layak; hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak memiliki waktu yang cukup untuk menjalankan perannya sebagai ibu pendidik dan isteri. Dunia kapitalis tidak memberikan hak-hak tersebut pada perempuan, mereka dipaksa untuk mengabaikan hak dan tanggung jawabnya. Atas nama mempertahankan hidup mereka digiring untuk memasuki pasar dunia kerja yang sarat dengan persaingan dan kondisi yang menjauhkan tabiat alami perempuan sebagai ibu dan isteri. Para pekerja perempuan harus rela meninggalkan anak,suami, dan keluarga demi untuk mendapatkan tambahan penghasilan, bahkan mungkin mereka menjadi tulang punggung keluarga. Kezholiman sistem ini tidak hanya menyebabkan perempuan menjadi korban seperti dalam kasus perkosaan dan KDRT yang terus terjadi, tapi juga menyebabkan perempuan sebagai pelaku kejahatan tersebut seperti penelantaran, kekerasan bahkan pembunuhan anak yang dilakukan ibu kandung atau kasus korupsi yang belakangan ini melibatkan sejumlah perempuan cantik dan terdidik.
Masalah ini memang sudah dirasakan banyak kalangan sehingga mendorong mereka melakukan upaya perbaikan dan mencari jalan keluar. Sepintas langkah perjuangan yang dilakukan kaum feminis dan pengusung gender sepertinya dalam rangka membebaskan perempuan dari penderitaannya. Tapi faktanya semua sepak terjang mereka malah semakin menjerumuskan perempuan pada keterpurukan dan menjauhkannya dari kehidupan yang semestinya sebagai isteri dan ibu. Bisa dikatakan bahwa semua upaya yang dilakukan telah gagal membebaskan perempuan dari jeratan kapitalisme dan tidak berhasil mengembalikannya pada kehidupan yang layak dan terhormat.
Karenanya hal penting dan mendesak saat ini adalah mewujudkan visi politik baru yang berbeda dari yang ada sekarang, yang mampu menghadirkan perubahan hakiki di seluruh negeri ini. Visi ini akan memberi kepastian terhadap masa depan yang sejahtera dan berkeadilan, dan memberi kemakmuran baik bagi laki-laki maupun perempuan, juga bagi warga muslim dan non-Muslim. Sistem apa yang akan mampu mewujudkan perubahan hakiki tersebut? Siapapun yang peduli terhadap fakta yang terjadi dan berpikir jernih dalam menilai setiap fakta itu, tentu akan menyimpulkan bahwa kita tidak layak berharap pada sistem yang berlaku sekarang (Liberalisme-sekulerisme) yang telah nyata terbukti melahirkan penderitaan dan telah gagal mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Sudah saatnya umat manusia berpaling kepada sistem yang diturunkan Allah SWT sebagai rahmatan lil’alamin, sistem yang telah terbukti selama 14 abad menghantarkan kaum muslimin ke era kejayaannya, sistem yang bisa membuktikan bahwa umat Islam adalah sebaik-baiknya umat.
Kondisi umat dewasa ini memang sangat jauh dari sistem Islam. Gambaran keagungan dan kemuliannya sudah hilang dari benak umat seiring dengan runtuhnya kekhilafahan terakhir di Turki pada tahun 1924. Karenanya, perlu upaya serius dan terencana untuk kembali menghadirkan gambaran Islam sebagai sistem. Islam yang tidak hanya sebatas pemikiran dan keyakinan, tapi terwujud implemantasinya dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Itulah sistem Khilafah Islamiyah.
Khilafah Menjamin Kesejahteraan
Jaminan kesejahteraan yang akan diwujudkan Islam bukan hanya sebatas teori dan janji. Sungguh Islam akan merealisasikannya dalam kehidupan. Fakta sejarah menunjukkan bahwa selama berabad-abad khilafah Islam mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Berikut beberapa bukti kegemilangan tersebut: Khalifah Umar bin Khathab telah membangun “daar ad daqiiq”, di sana tersedia berbagai jenis tepung, korma, dan barang kebutuhan lainnya. Tempat ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang memerlukan dan para musafir yang singgah dan membutuhkan bantuan. Tanggung Jawab Khalifah umar sebagai pemimpin Negara tidak hanya dirasakan oleh kaum muslimin, warga Negara yang non muslimpun mendapatkan perlakuan yang sama. Dalam kitab Al Kharaj karangan Imam Abu Yusuf, diceritakan bahwa Khalifah Umar pernah membebaskan jizyah seorang Yahudi tua bahkan Umar memerintahkan Baitul Maal menanggung beban nafkahnya dan seluruh orang yang menjadi tanggungannya. Di bidang kesehatan, Khalifah Umar sengaja memberikan bantuan dana dari Baitul Maal untuk orang-orang yang terkena penyakit lepra di jalam menuju Syam, kisah ini bisa dibaca dalam kitab “Tarikhul Islam As Siyasi”. Perhatian Negara Islam Tidak hanya tertuju pada jaminan kebutuhan makan dan kesehatan saja, Khilafah juga menjamin pendidikan rakyatnya, pada masa Khalifah al-Hakam II (965M) didirikan 80 sekolah umum di Cordoba dan 27 sekolah khusus anak-anak miskin. Itulah sedikit bukti kegemilangan Khilafah Islam dalam mengurusi kesejahteraan rakkyatnya.
Khilafah Menjamin Hak Perempuan
Islam menjamin kebutuhan pokok perempuan dengan mekanisme kewajiban nafkah ada pada suami/ayah; kerabat laki-laki bila tidak ada suami/ayah atau mereka ada tapi tidak mampu; serta jaminan Negara secara langsung bagi para perempuan yang tidak mampu dan tidak memiliki siapapun yang akan menafkahinya seperti para janda miskin. Dalam Khilafah Islam tidak akan ada perempuan yang terpaksa bekerja mencari nafkah dan mengabaikan kewajibannya sebagai isteri dan ibu. Sekalipun Islam tidak melarang perempuan bekerja, tapi mereka bekerja semata mengamalkan ilmu untuk kemashlahatan umat, sementara tanggung jawab sebagai isteri dan ibu juga tetap terlaksana.
Khilafah Islam akan menjamin hak perempuan mendapatkan Ilmu, karena menuntut ilmu adalah kewajiban semua: “Thalabul ‘ilmi faridhatin ‘ala kulli muslimin walmuslimatin”. Khilafah tidak akan membedakan kesempatan untuk menuntut ilmu antara laki-laki dan perempuan. Baginda Rasul bahkan menyediakan waktu khusus untuk perempuan Anshar berlajar.
Khilafah memberikan hak politik kepada perempuan. Islam memberikan hak menyampaikan pendapat dan hak menjadi wakil untuk memberikan pendapat. Islam membolehkan perempuan mememilih dan dipilih menjadi anggota Majelis umat. Kehadiran Ummu’Ammarah binti Kalb dan Asma’ binti ‘Amr ibn ‘Adi dalam Baiah “aqabah merupakan bukti bahwa Rasulullah SAW mengakui hak politik perempuan dalam menyampaikan aspirasi.
Bagaimana dengan kehormatan dan keselamatan perempuan? Jelas, Islam akan menjaganya. Berbeda dengan sistem sekarang dimana kehormatan perempuan seolah tiada arti. Perempuan dalam sistem kapitalis harganya sama dengan barang, akan dianggap berarti jika mendatangkan keuntungan materi. Faktanya bisa kita lihat dam eksploitasi kecantikan dan kemolekan tubuh perempuan dalam sejumlah iklan atau tayangan film dan sinetron demi mendongkrak jumlah penjualan dan meningkatkan ratting tontonan. Di sisi lain, perempuan juga jadi korban pelecehan dan pemerkosaan yang terjadi di ranah publik, baik di jalan, angkot, kantor, bahkan di sekolah. Begitu mahalkah harga kenyamanan,kehormatan, dan keselamatan bagi perempuan di zaman sekarang? Ya, hanya Islam yang akan menyelamatkan perempuan. Dalam Islam perempuan dijaga kehormatannya dengan penerapan aturan pakaian yang menutup aurat dan laranga tabarruj; aturan pergaulan yang jauh dari khalwat; kewajiban disertai mahram bagi perempuan yang bepergian menempuh jarak safar termasuk ketika menunaikan ibadah haji. Catatan sejarah menunjukkan bukti bahwa Islam sangat melindungi perempuan, salah satu contohnya adalah Rasulullah SAW pernah melarang seorang laki-laki pergi berjihad dan menyuruh dia menemani isterinya pergi haji; atau bagaimana perhatian penuh yang diberikan seorang Khalifah ketika mendengar kabar bahwa ada seorang muslimah dilecehkan oleh seorang yahudi, beliau segera mengerahkan sejumlah pasukan untuk menyelesaikannya.
Khilafah, Sebuah Keniscayaan
Khilafah akan tegak kembali. Rasulullah SAW telah memberikan kabar gembira(bisyarah) tentang hal ini, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Tsauban, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah mengumpulkan (dan menyerahkan) bumi kepadaku sehingga aku bisa menyaksikan timur dan baratnya. Sesungguhnya kekuasaan umatku akan mencapai apa yang telah dikumpulkan dan diserahkan kepadaku” (HR Muslim, at-Tirmidzi dan Abu Dawud)
Janji Allah pasti akan terbukti. Dan yang penting adalah apa kontribusi kita untuk menyongsong janji Allah tersebut? Di sinilah letak urgensi dan tanggung jawab kita berpartisipasi aktif dalam perjuangan menegakkan khilafah. Kita harus segera memenuhi seruan Allah SWT dalam Quran surat ali-Imran[3] ayat 104 yang artinya: “Hendaklah diantara kalian ada segolongan umat yang menyeru kepada Islam dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”
Salah satu bentuk perjuangan tersebut adalah apa yang akan dilakukan Muslimah Hizbut Tahrir pada tanggal 10 Maret 2012 di Tunisia. Di sana akan diselenggaran Konferensi Perempuan yang akan dihadiri para perempuan dari seluruh dunia. Mereka akan berkumpul untuk membicarakan dengan tuntas dan terperinci seputar khilafah. Tentu tidak semua kita bisa hadir di sana, namun bukan berarti bahwa kita tidak bisa berperan optimal. Kita bisa berkontribusi dengan senantiasa berdoa untuk kesuksesan acara tersebut juga turut serta menyebarkan opini yang diusung konferensi tersebut, kita sampaikan pada siapa pun bahwa dunia sedang diambang kehancuran dan hanya Khilafah yang bisa menyelamatkannya.[]
[moslem-eagle.blogspot.com]
Buletin Dakwah Cermin Wanita Shalihah (CWS) Edisi 1
Sumber : Muslimah4Khilafah