Perang itu akhirnya pecah juga. zionis israel menyerang Gaza dgn membabi buta. Dlm hati kecil sy paling dalam, sy menyesal. Knp itu tdk terjadi saat sy msh di sana? Lho koq menyesal? Ya, krn sy dgn tim relawan KNRP saat msk ke Gaza sdh siap dgn semua resiko. Trmsk jk hrs melihat Gaza berjihad atau kami syahid di sana.
Sbnrnya raguuu sy tulis kalimat di atas, rasanya ingin dihapuuus saja... Tapi rasanya, kalimat itu penting bagi sy utk melukiskan "jiwa" warga Gaza.
Memang bgm jiwa mereka skrg? Bersedih? Berduka? Meratap? Oh tidak... Mrk yg mengatakan warga Gaza skrg bersedih, berarti blm mengenal mrk. Sebaliknya, kini mrk bersuka cita. Perang ini mmg sdh nantikan sejak lama.
Bgm tidak? sy saja, org yg jauh dari bumi jihad itu menyesal tak bisa andil dlm jihad & meraih mati syahid, apalagi mereka.
zionis la'natullah merasa ketika membom Gaza telah menciptakan teror & kesedihan. Padahal sebaliknya, mrk malah menciptakan pesta syurga bagi warga Gaza. Syahid adlh jalan tersingkat & terbaik utk dapatkan syurga-Nya. Begitu keyakinan mutlak setiap warga Gaza yg berjumlah 1,7 juta itu.
Ahmad Ja'bary asy-syahid, komandan al-qossam yg dibom 14 nov lalu itu skrg sdg diarak malaikat. Semua warga Gaza iri dgnnya. Semuanya berharap menjadi syahid layaknya panglima yg memimpin lebih dari 20 ribu pasukan al-qossam itu.
Warga Gaza terus terjaga di tengah malam. Mrk bersiap menerima rudal israel. Tidak tidur & beribadah tak henti2, berharap ibadah itu mjadi penutup hidup mrk.
Dgn jiwa seperti itu, maka mungkinkah zionis mampu memenangkan perang ini? Malah sebaliknya, kini warga israel-lah yg ketakutan menerima kiriman roket dari pejuang Hamas. Para pemimpinnya sibuk mencari dukungan dari para tokoh dunia. Sementara dunia arab kini berbeda. Pemimpinnya tlah berganti satu demi satu. Pemimpin yg lebih dekat pd Islam.
Maka, sejatinya israel sdg membangunkan singa yg sdg tertidur. Aumannya terdengar sampai ufuk paling timur.
Wassalam,
Nasrullah