)|( Untukmu, kader da'wah... )|(
Salah satu bentuk cinta yang ditawarkan sesama saudara muslim adalah nasehat. Namun seringkali tafsir yg berbeda terbetik dari yang diberi nasehat. Nasehat bagi sebagian orang merupakan duri yang menusuk d...
ada, tidak nyaman. Apalagi jika nasehat disampaikan di tengah 2 khalayak, yang bisa membuat muka merah.
Tentu beda halnya bila nasehat diberikan dengan santun kepada orang2 yang disebut kader: Kader Da'wah. Label yang sering orang tempelkan kepada dirinya dengan bangga, padahal belum pantas dia berbangga2 dengan label itu sementara Al Quran belum jadi sahabatnya, masjid belum jadi naungannya,
sholat malam belum jadi begadangnya, dan kepedulian belum menjadi geraknya. Nasehat yang dilontarkan kepada kader da'wah harus menjadi spirit perubahan. Spirit "hari ini harus lebih baik" menjadi pemompa sehingga nasehat dari saudaranya bisa bersarang di hatinya untuk kemudian diolah menjadi suplemen. Suplemen yang akan menjaga dan meningkatkan staminanya untuk terus bergerak dalam kebenaran dan kesabaran.
Kader Da'wah, dari namanya tentu bebannya lebih berat dari obyek da'wah. Karenanya energi yang dimiliki tentu harus lebih kuat daripada yang diserunya. Pertanyaannya adalah sudahkah para rijal memperkuat dirinya agar mampu mengangkat beban yang ingin dia angkat ?
Seringkali orang merasa puas dengan bergabung dalam jamaah orang2 sholeh, sementara dirinya ? Bangga tanpa bisa meniru. Atau yang terjadi adalah mendiamkan saudaranya ketika ia bersalah, pikirannya adalah, " Ah.. dia kan sudah paham" atau " Ah..apalah artinya saya dibandingkan dia..ceramahnya kemana2"
Nasehat baru bisa berguna ketika dibenamkan ke dalam jiwa lalu di'amalkan. Itulah nasehat yang diberikan kepada Kader Da'wah sejati. Nasehat yang bisa merubah. Kader Da'wah tidak bisa berharap banyak bisa merubah, kalau dirinya tidak bisa berubah, walau nasehat datang dari "anak ingusan da'wah".
Kader da'wah tampaknya selalu teliti mengamati sekitar. Tapi bukan berarti saudara2nya dia tinggalkan compang-camping dengan pakaian da'wahnya. Kader da'wah sejatinya tidak akan membiarkan gerbongnya terkoyak2 tak beraturan oleh angin tornado yang justru berasal dari para penumpangnya sendiri. Ujub dan takabur kadang mebuat angin itu semakin kencang.
Cintalah yang membuat kepeduliannya menjadi lisan untuk saudaranya. Nasehat menjadi selongsong cinta yang menembus relung-relung hati. Cintalah yang membuatnya tidak ingin berperan dalam keterperosokan saudaranya. Cinta yang membuat pengalaman sholat malamnya, interaksi dengan Al Qurannya - yang menjadi bekalnya - tidak hanya disimpan sendiri. Akan tetapi ia selalu bersemangat membagikan semangatnya agar ia juga tetap bersemangat.
Ia pun bukan malaikat, yang tidak mempan dengan bacokan2 golok syetan. Karenanya ia kadang terperosok, dan ia tetap butuh teman. "Serigala akan memakan domba yang sendirian". Dan ia butuh pelindung : ALLAH SWT. ia berdoa. Saudaranya juga berdoa, doa yang diaminkan malaikat tidak hanya untuk saudaranya yang lain, tapi juga untuk dirinya sendiri.
Semoga ALLAH menggolongkan kita ke dalam golongan kader da'wah sejati, yang ALLAH cinta kepada kita, dan kita pun mencintainya. Yang cinta menjadikan kita tidak enggan menerima dan memberi nasehat.
Aamiin..