Bismillahirrahmanirrahim
Oleh Abu Asybal Usamah
Beberapa hari telah berlalu “perang” antara Palestina, yang diwakili fraksi-fraksi jihad terutama brigade Al-Qassam, dengan Israel. Pada dasarnya, perang ini bukanlah perang antara Palestina dan Israel, tapi Islam dengan Yahudi. Hal ini telah disinyalir oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا اليهود، حتى يقول الحجر وراءه اليهودي: يا مسلم هذا يهودي ورائي فاقتله
“Tidak akan datang hari kiamat hingga kalian (muslim) memerangi Yahudi. Hingga berkata batu yang di belakangnya yahudi ‘wahai muslim, ini yahudi di belakangku, bunuhlah ia’” ( Al-Jami’ Ash-Shaghir no 7414) dan hadits yang senada juga diriwayat Imam Muslim.
Rabu, 14 November 2012, menjadi hari dimana seolah-olah warga Palestina, terutama brigade Izuddin Al-Qassam, merasa seperti disiram “bensin” akibat syahidnya salah satu simbol perjuangan Palestina, komandan Ahmad Al-Ja’bary. Selang beberapa saat, brigade Izuddin Al-Qassam mengirimkan 45 roket buatan sendiri ke kota Be’er Sheva. Kemudian disusul “pengiriman” roket-roket ke Tel Aviv.
Genderang perang telah di tabuh. Israel hanya mampu melancarkan serangan lewat pesawat-pesawat pengintai. Hal yang sama juga ia lakukan ketika membunuh Syaikh Ahmad yasin -rahimahullah- dan Dr Abdul ‘Aziz Al-Rantisi - rahimahullah -, kini disusul oleh Ahmadain, Komandan Ahmad Sa’id Khalil Al-Ja’bary dan komandan Ahmad Abu Jalal.
Ketakutan melanda warga Israel hingga tentara mereka pun merasakan hal itu. Hal itu Nampak dalam beberapa video yang diunggah di YouTube, menggambarkan ketakutan mereka. Sampai-sampai, tentara yang berada di pangkalan militer tidak menemukan tempat berlindung yang bagus. Tenda saja mereka anggap tidak cukup mengamankan mereka. Maka, mereka mencoba sembunyi di kamar mandi dan toilet yang berada di pangkalan.
Hal ini menjadi nyata, ketika sirine peringatan, ketika datangnya roket-roket Izuddin Al-Qassam, dibunyikan. Ketakutan, histeris, isak tangis dan teriakan menggema, terutama di Tel Aviv. Kalau kita melihat kondisi ini, maka ingatan kita akan dihantarkan pada surah Al-Hasyr ayat 14
“ Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka (yahudi dan munafiqin) berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti.”
Sedangkan kaum muslimin, mereka rindu akan kesyahidan dan rindu akan janji Allah. Rasulullah (dalam riwayat Imam Ahmad) pun merindukan syahid:
“Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Aku cinta berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh, kemudian berperang lagi lalu terbunuh”
Gambar-gambar anak-anak gaza selalu menghiasi media, yang menggambarkan jiwa ksatria maju tanpa takut menghadapi moncong-moncong senjata Israel. Mereka tidak takut, karena mereka yakin akan janji Allah. Mereka siap untuk perang, karena mereka telah ditempa diatas kehidupan yang keras. Mereka hidup datas puing-puing reruntuhan. Ya, mereka terbiasa dengan itu. Sedangkan yahudi? Mereka hanya cinta kehidupan. Mereka tidak ingin merasakan kesengsaraan dan ingin mnikmati hidup. Maka sungguh sangat beda, mereka yang cinta kematian melawan mereka yang takut kematian.
Wallahu Ghalibun ‘ala amrihi walakinna aktsrannasi la ya’lamun