Al-Bukhaariy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: خَدِرَتْ رِجْلُ ابْنِ عُمَرَ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: اذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، فَقَالَ " يَا مُحَمَّدُ "
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu’aim, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Sufyaan, dari Abu Ishaaq, dari ‘Abdurrahmaan bin Sa’d, ia berkata : Kaki Ibnu ‘Umar pernah mati rasa (kesemutan). Lalu seorang laki-laki berkata kepadanya : “Sebutlah orang yang paling engkau cintai”. Ia (Ibnu ‘Umar) berkata : “Wahai Muhammad” [Al-Adabul-Mufrad no. 964].
Terdapat beberapa jalur yang berselisihan dalam riwayat Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa ini yang berporos pada Abu Ishaaq :
1. Jalur Abu Ishaaq As-Sabii’iy, dari ‘Abdurrahmaan bin Sa’d, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa).
Jalur ini adalah sebagaimana jalur riwayat yang dibawakan oleh Al-Bukhaariy di atas.
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Sa’d[1]4/395 dari jalan Sufyaan Ats-Tsauriy dari Abu Ishaaq yang selanjutnya seperti riwayat di atas.
Keterangan para perawinya adalah sebagai berikut :
a. Sufyaan bin Sa’iid bin Masruuq Ats-Tsauriy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, ‘aabid, imam, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 97 H, dan wafat tahun 161 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 394 no. 2458].
b. Abu Ishaaq As-Sabii’iy namanya adalah : ‘Amru bin ‘Abdillah bin ‘Ubaid, Abu Ishaaq As-Sabii’iy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, mukatstsir, lagi ‘aabid, namun mengalami ikhtilaath di akhir hayatnya. Termasuk thabaqah ke-3, wafat tahun 129 H, atau dikatakan sebelum itu. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 739 no. 5100].
Ibnu Hajar rahimahullah memasukkan Abu Ishaaq As-Sabii’iy dalam tingkatan ketiga perawi mudallis, sehingga tidak diterima riwayatnya kecuali jika ia menjelaskan penyimakan riwayatnya [Ta’riifu Ahlit-Taqdiis oleh Ibnu Hajar, hal. 101 no. 91 dan Riwaayatul-Mudallisiin fii Shahiih Al-Bukhaariy oleh Dr. ‘Awwaad Al-Khalaf, hal. 454].
Catatan : Sufyaan Ats-Tsauriy mendengar hadits Abu Ishaaq sebelum masa ikhtilaath-nya.
c. ‘Abdurrahman bin Sa’d Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy A-Kuufiy, maulaa Ibni ‘Umar; dikatakan Ibnu Hajar : “Telah ditsiqahkan oleh An-Nasaa’iy”. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad [Taqriibut-Tahdziib, hal. 580 no. 3902].
d. ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththaab Al-Qurasyiy Al-‘Adawiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Makkiy Al-Madaniy; salah seorang shahabat Nabi yang mulia. Termasuk thabaqah ke-1, dan wafat tahun 73 H/74 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 528 no. 3514].
Sufyaan (Ats-Tsauriy) dalam periwayatan dari Abu Ishaaq mempunyai mutaba’ah dari Zuhair bin Mu’aawiyyah; sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[2]4/395, ‘Aliy bin Ja’d[3]no. 2539, Al-Harbiy[4]dalam Ghariibul-Hadiits 2/674 dan Ibnus-Sunniy[5]dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 172, Ibnu ‘Asaakir[6]dalam At-Taariikh 131/177, dan Al-Mizziy[7]dalam Tahdziibul-Kamaal 17/143.
Zuhair bin Mu’aawiyyah bin Hudaij bin Ar-Ruhail bin Zuhair bin Khaitsamah, Abu Khaitsamah Al-Ju’fiy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi tsabat, kecuali riwayatnya dari Abu Ishaaq adalah dla’iif, karena ia mendengar riwayat darinya setelah ikhtilath-nya (di akhir usia Abu Ishaaq). Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 100 H, dan wafat tahun 172 H/173 H. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 342 no. 2062].
Riwayat dari jalur ini lemah dengan sebab ‘an’anah Abu Ishaaq As-Sabii’iy.
2. Jalur Abu Ishaaq As-Sabii’iy, dari seseorang yang mendengar riwayat dari Ibnu ‘Umar, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
Diriwayatkan oleh Al-Harbiy[8]dalam Ghariibul-Hadiits 2/673 : Telah menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Abu Ishaaq, dari orang yang mendengar riwayat dari Ibnu ‘Umar.
Keterangan para perawinya :
a. ‘Affaan bin Muslim bin ‘Abdillah Al-Baahiliy, Abu ‘Utsmaan Ash-Shaffaar Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat, namun kadang ragu. Termasuk thabaqah ke-10, wafat setelah tahun 219 H di Baghdaad. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 681 no. 4659].
b. Syu’bah bin Al-Hajjaaj bin Al-Ward Al-‘Atakiy Al-Azdi, Abu Busthaam Al-Waasithiy; seorang yang tsiqah, haafidh, mutqin, dan disebut Ats-Tsauriy sebagai amiirul-mukminiin fil-hadiits. Termasuk thabaqah ke-7, wafat tahun 160 H di Bashrah. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 436 no. 2805].
Syu’bah mendengar hadits Abu Ishaaq sebelum ikhtilaath-nya.
Riwayat dari jalur ini lemah dengan sebab mubham-nya syaikh dari Abu Ishaaq As-Sabii’iy. Adapun faktor ‘an’anah-nya Abu Ishaaq pada jalur riwayat ini tidak memudlaratkan karena riwayat Abu Ishaaq ini berasal Syu’bah. Syu’bah berkata :
كفيتكم تدليس ثلاثة: الأعمش وأبو إسحاق وقتادة
“Aku cukupkan bagi kalian tadlis dari tiga orang : Al-A’masy, Abu Ishaaq, dan Qataadah” [Ma’rifatu Sunan wal-Atsar lil-Baihaqiy, no. 29].
Oleh karena itu, ‘an’anahAbu Ishaaq yang diriwayatkan oleh Syu’bah dihukumi muttashil (bersambung).
3. Jalur Abu Ishaaq As-Sabii’iy, dari Abu Syu’bah, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
Diriwayatkan oleh Ibnus-Sunniy[9] dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 168 : Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Ibraahiim Al-Anmaathiy dan ‘Amru bin Al-Junaid bin ‘Iisaa, mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khidaasy : Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin ‘Ayyaasy : Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaaq as-Sabii’iy, dari Abu Syu’bah, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
Riwayat ini lemah dengan sebab Muhammad bin Khidaasy, seorang yang majhuul.
Abu Syu’bah Al-Kuufiy Al-Muzanniy maulaa Suwaid bin Muqarran Al-Muzanniy; seorang yang maqbuul. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1159 no. 8221].
4. Jalur Abu Ishaaq As-Sabii’iy, dari Al-Haitsam bin Hanasy, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
Diriwayatkan oleh Ibnus-Sunniy[10]dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 170 : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Khaalid bin Muhammad Al-Bardza’iy : Telah menceritakan kepada kami Haajib bin Sulaimaan : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Mush’ab : Telah menceritakan kepada kami Israaiil, dari Abu Ishaaq, dari Al-Haitsam bin Hanasy, dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
Riwayat dari jalur ini lemah dengan sebab Muhammad Mush’ab. Nama lengkapnya adalah : Muhammad bin Mush’ab bin Shadaqah Al-Qarqasaaniy, Abu ‘Abdillah/Abul-Hasan; seorang yang shaduuq, namun banyak kesalahannya (katsiirul-ghalath). Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 208 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 897 no. 6342].
Al-Haitsam bin Hanasy juga seorang yang majhuul.
Dapat kita lihat bahwa semua jalur di atas – yang berporos pada Abu Ishaaq – terdapat kelemahan.
Apakah riwayat Syu’bah (jalur kedua) dapat menguatkan riwayat Ats-Tsauriy dan Zuhair (jalur pertama) – sehingga dapat disimpulkan bahwa perawi mubham dalam riwayat Syu’bah adalah ‘Abdurrahmaan bin Sa’d ?.
Jawabnya : Tidak, dengan sebab :
1. Riwayat Ats-Tsauriy tidak shahih hingga ‘Abdurrahmaan karena ‘an’anah Abu Ishaaq, sedangkan riwayat Syu’bah shahih hingga perawi mubham tersebut. Atau dengan kalimat singkat : Riwayat Syu’bah lebih shahih hingga tingkatan syaikh-nya Abu Ishaaq daripada riwayat Ats-Tsauriy.
2. Jalur riwayat ketiga dan keempat merupakan qarinah tambahan adanya idlthiraab dalam periwayatan Abu Ishaaq.
Selain itu, matan riwayat tersebut juga mengandung nakarah dengan adanya permintaan doa kepada selain Allah ta’ala ketika tertimpa musibah. Hal ini bertentangan dengan firman Allah ta’ala :
أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati (Nya)” [QS. An-Nam : 62].
Asy-Syaikh Al-Albaaniy rahimahullah melemahkan riwayat ini dalam Dla’iif Al-Adabil-Mufrad hal. 87.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – perum ciper, ciomas, bogor – 10112012].
[1] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، وَزُهَيْرُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا لِرَجْلِكَ؟ قَالَ: " اجْتَمَعَ عَصَبُهَا مِنْ هَاهُنَا "، هَذَا فِي حَدِيثِ زُهَيْرٍ وَحْدَهُ، قَالَ: قُلْتُ: ادْعُ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، قَالَ: " يَا مُحَمَّدُ، فَبَسَطَهَا "
[2] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا الْفَضْلُ بْنُ دُكَيْنٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، وَزُهَيْرُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَا لِرَجْلِكَ؟ قَالَ: " اجْتَمَعَ عَصَبُهَا مِنْ هَاهُنَا "، هَذَا فِي حَدِيثِ زُهَيْرٍ وَحْدَهُ، قَالَ: قُلْتُ: ادْعُ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، قَالَ: " يَا مُحَمَّدُ، فَبَسَطَهَا "
[3] Riwayatnya adalah :
أَنَا زُهَيْرٌ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ فُخَدِّرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَا لِرِجْلِكَ؟ قَالَ: " اجْتَمَعَ عَصَبُهَا مِنْ هَا هُنَا، قُلْتُ: أَدْعُو أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ؟ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ، فَانَبْسَطَتْ "
[4] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ: جِئْتُ ابْنَ عُمَرَ فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ: مَا لِرِجْلِكَ؟ قَالَ: " اجْتَمَعَ عَصَبُهَا "، قُلْتُ: ادْعُ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، قَالَ: " يَا مُحَمَّدُ"، فَبَسَطَهَا قَوْلُهُ: أَتَى الْخِدْرَ.
[5] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنِي أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ الصُّوفِيُّ، حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، ثنا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ " كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ، فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَا لِرِجْلِكَ؟ قَالَ: اجْتَمَعَ عَصَبُهَا مِنْ هَا هُنَا.قُلْتُ: ادْعُ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ.فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ.فَانْبَسَطَتْ "
[6] Riwayatnya adalah :
أخبرنا أبو عبد الله محمد بن طلحة بن علي الرازي وأبو القاسم إسماعيل بن أحمد قالا أنا أبو محمد الصريفيني أنا أبو القاسم بن حبابة نا أبو القاسم البغوي نا علي بن الجعد انا زهير عن ابن إسحاق عن عبد الرحمن بن سعد قال كنت عند عبد الله بن عمر فخدرت رجله فقلت له يا أبا عبد الرحمن ما لرجلك قال اجتمع عصبها من ها هنا قال قلت ادع أحب الناس إليك فقال يا محمد فانبسطت
[7] Riwayatnya adalah :
أَخْبَرَنَا بِهِ أَبُو الْحَسَنِ بْنُ الْبُخَارِيِّ، وزَيْنَبُ بِنْتُ مَكِّيٍّ، قَالا: أَخْبَرَنَا أَبُو حَفْصِ بْنُ طَبَرْزَدَ، قال: أَخْبَرَنَا الْحَافِظُ أَبُو الْبَرَكَاتِ الأَنْمَاطِيُّ، قال: أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ الصَّرِيفِينِيُّ، قال: أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ حَبَابَةَ، قال: أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْبَغَوِيُّ، قال: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ، قال: أَخْبَرَنَا زُهَيْرٌ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَعْدٍ، قال: كُنْتُ عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، فَخُدِّرَتْ رِجْلُهُ، فَقُلْتُ لَهُ: يَا أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، مَا لِرِجْلِكَ؟ قال: اجْتَمَعَ عَصَبُهَا مِنْ هَاهُنَا، قال: قُلْتُ: ادْعُ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، فَانْبَسَطَتْ.
[8] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا شُعْبَةُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَمَّنْ سَمِعَ ابْنَ عُمَرَ، قَالَ: " خَدِرَتْ رِجْلُهُ "، فَقِيلَ: اذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ، قَالَ: " يَا مُحَمَّدُ "
[9] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الأَنْمَاطِيُّ، وَعَمْرُو بْنُ الْجُنَيْدِ بْنِ عِيسَى، قَالا: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ خِدَاشٍ، ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، ثنا أَبُو إِسْحَاقَ السَّبِيعِيُّ، عَنْ أَبِي شُعْبَةَ، قَالَ: كُنْتُ أَمْشِي مَعَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَجَلَسَ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: اذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ.فَقَالَ " يَا مُحَمَّدَاهُ فَقَامَ فَمَشَى "
[10] Riwayatnya adalah :
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْبَرْذَعِيُّ، ثنا حَاجِبُ بْنُ سُلَيْمَانَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ مُصْعَبٍ، ثنا إِسْرَائِيلُ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنِ الْهَيْثَمِ بْنِ حَنَشٍ، قَالَ: كُنَّا عِنْدَ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، فَخَدِرَتْ رِجْلُهُ، فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ: " اذْكُرْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَيْكَ.فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَقَامَ فَكَأَنَّمَا نَشِطَ مِنْ عِقَالٍ "